JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo mengenai proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) sebagai investasi sosial memiliki dasar yang kuat.
Purbaya menyampaikan pandangan tersebut saat menanggapi pernyataan Jokowi, sebagaimana dilaporkan Kompas TV pada Selasa (28/10/2025).
“Ada betulnya juga sedikit,” ujar Purbaya.
Ia menjelaskan bahwa proyek kereta cepat tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan finansial, tetapi memiliki tujuan lebih besar yakni pengembangan kawasan regional di sepanjang jalurnya. Namun, ia menyoroti bahwa potensi ekonomi di area pemberhentian kereta cepat masih belum dimaksimalkan.
“Whoosh itu sebetulnya punya misi regional development juga. Tapi kawasan di sekitar jalur dan stasiun belum semuanya berkembang. Ini yang harus diperkuat supaya ekonomi di daerah sekitar tumbuh,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa proyek KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) yang diresmikan pada 2023 bukanlah proyek yang membebani negara, melainkan memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat luas.
Menurutnya, kehadiran Whoosh mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum sekaligus mengurangi kerugian ekonomi akibat kemacetan di wilayah Jakarta dan Bandung.
“Kerugian dari kemacetan di Jakarta mencapai sekitar Rp65 triliun per tahun. Jika ditambah Jabodetabek dan Bandung, totalnya bisa lebih dari Rp100 triliun,” ungkap Jokowi saat ditemui di Surakarta, Jawa Tengah, Senin (27/10/2025).
Jokowi juga menegaskan bahwa proyek transportasi publik seperti Whoosh seharusnya tidak diukur dari laba semata, melainkan dari manfaat sosial dan efisiensi ekonomi yang dihasilkan.
“Transportasi massal itu bukan untuk mencari laba, tetapi untuk memberikan keuntungan sosial,” tegasnya.
